Peneliti telah mengembangkan kecerdasan buatan yang dapat membuat teks otomatis. Software ini diklaim punya kinerja yang baik dan dikembangkan oleh AI. Software tersebut juga dapat digunakan untuk mengembangkan berita, melakukan tinjauan produk, translasi, merangkum, dan berbagai keperluan untuk penulisan lainnya. Hasil tulisan software ini bahkan disebut lebih realistis dari software yang pernah dikembangkan sebelumnya. Kecanggihan software ini lantaran memiliki banyak tolak ukur pemodelan bahasa.
Peneliti yang menciptakannya menyebut bahwa model software mereka yang dinamakan GPT-2 bahkan dapat melampaui model bahasa lainnya ketika diuji untuk melakukan tugas seperti menulis masukan untuk Wikipedia, berita, atau buku tanpa perlu pelatihan khusus.
Adanya software tersebut para peneliti mengatakan bahwa masyarakat luas perlu menjadi lebih kritis terhadap teks yang mereka temukan di dunia maya. Seperti fenomena deep fakes, yang mengharuskan orang lebih waspada dengan video palsu. Untuk diketahui, pusat penelitian OpenAI, mendapat sokongan dana dari Tesla milik Elon Musk, Amazon dan Microsoft.